Penyuluhan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, kreatifitas dan penghasilan masyarakat Merjosari dengan cara pengembangan jamur tiram, dikarenakan banyak sekali manfaat dari jamur tiram. Selain itu juga jamur tiram dapat mendatangkan peluang bisnis yang menguntungkan. Dengan harga yang terjangkau dan pemasaran yang luas akan menambah banyak peminat dan jamur tiram juga dapat dikelola menjadi berbagai makanan termasuk makanan nusantara.
Penyuluhan ini menggunakan teknologi rumah jamur sebagai tempat media tanaman jamur tumbuh.
Baglog ditempatkan pada rak jamur dengan posisi horizontal
Adapun cara budidaya Jamur Tiram adalah sebagai berikut :
1. Tempat Budidaya Jamur Tiram terdiri dari ruama jamur yang
merupakan bagian tempat untuk peletakan rak jamur dan rak jamur itu sendiri
untuk tempat pertumbuhan tanaman kedua alat tersebut saling berkaitan anatara
satu sama lain.
2. Media Tanam
Media tanam dapat berupa serbuk kayu
( hasil gergajian kayu bias dengan kayu sengon ) dapat dicampur dengan bahan –
bahan berikut :
a. Serbuk kayu 100 kg
Serbuk kayu harus diayak dulu ukuran
ayakan harus sama karena agar debu dan pasir terpisah. Berdasarkan hasil penelitian maka semua
komposisi media tumbuh antara serbuk gergaji kayu sengon dan bagas tebu dapat
dijadikan alternatif media tumbuh jamur tiram putih, substrat bagas tebu dapat
dijadikan substrat alternatif pengganti substrat yang sering digunakan petani
yaitu serbuk gergaji kayu sengon. (
Randali,2013)
b. Bekatul / dedak halus 10 – 15 kg
c. Gips ( CaSO4) 0,5 kg
d. Pupuk TSP 0,5 kg
e. Bibit
Budidaya
jamur di Indonesia umumnya masih menggunakan bibit dari perbanyakan bibit
impor, sulit didapat sehingga harganya mahal. Media utama yang digunakan dalam
budidaya jamur umumnya limbah serbuk gergaji kayu. Teknologi budidaya relatif
sederhana sehingga mudah diserap oleh masyarakat, dan sangat cocok jika
dikaitkan dengan program pelestarian lingkungan serta pemanfaatan
keanekaragaman hayati. Contoh, berdasarkan studi kelayakan ekonomi pada skala
rumah tangga, budidaya jamur tiram dapat dikembangkan pada skala usaha tani
kecil (Suprapti dan Djarwanto, 2004, 2009).
f. Air secukupnya
Bahan
: kantong plasyik tahan panas ( ukuran 4,15 cm x 25 cm / 17 x 30cm ), karet
pengikat , potongan kertas Koran,potongan pipa pralon ( diameter 1 dan lebar 1
cm )
Alat
: Pengaduk bibit : Spatula , sekop
Sterilisasi:
Drum perebus dengan tutup dan sarangan , sumber panas (kompor minyak)
3. Pengomposan Serbuk Kayu
Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebuah
proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk
gergaji kemudian menutupinya dengan plastic. Proses pengomposan ini memakan
waktu hingga 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
a. Serbuk gergaji yang telah
benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1
malam.
b.
Tiriska (sampai
dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul
dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
c.
Tumpukan
diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
d.
Bahan
diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5
hari, maka proses pengomposan telah selesai.
4. Proses pembungkusan
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan
ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam
plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan
filler (alat pemadat)
Bahan-bahan
media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong
plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan
dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong
plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke
dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi
terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.
5. Proses sterilisasi
Berikut
ini trik seterilisasi media :
a. Siapkan alat drum perebus
b.
Masukkan
dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak
merepotkan saat seterilisasi alat
c.
Sepatula
sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman
d.
Masukkan
dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (Sarangan diletakkan
kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira
¼ bagian drum)
e. Panaskan media hingga suhunya
mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai 9 jam
f. Biarkan drum tetap tertutup untuk
menghindari penguapan air pada tepi plastik
6.
Penanaman bibit
Syarat
bibit : Varitas unggul ( jamur tiram putih )
,Umur bibit optimal 45 - 60 hari, Warna bibit merata ( putih merata ) ,Tidak
terkontaminasi oleh mikroba pathogen
Proses untuk melakukan penanaman
bibit jamur adalah sebagai berikut
Proses Inokulasi
a. Cuci tangan dengan sabun anti kuman
dan semprot dengan alkohol 70% untuk meminimalisir kontaminan
b.
Angkat
dan keluarkan sepatula dari plastik
c.
Buka
tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
d.
Buka
kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan
kapas
e.
Pasang
kembali tutup media
f.
Bibit
siap di inkubasi
7. Proses Inkubasi
Proses selanjutnya dalam budidaya
jamur tiram adalah Inkubasi. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara
menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan
hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih
merata antara 40 - 60 hari.
a. Letakkan media yang sudah di beri
bibit pada rak pentimpanan.
b.
Lama
inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.
8. Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan penutup
baglog sebaiknya sedikit di buka, usahan ventilias udaranya lancar agar dapat
mensuplai oksigen dengan baik dan lakukan penyiraman setiap hari terutama pada
saat tengah hari untuk mempertahankan kelembaban udara
9. Panen
Jamur tiram putih sudah bisa di
panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. Dalam budidaya jamur
tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab
lingkungannya semakin memicu terjadinya kontaminan.
10. Pemasaran
Pemasaran dilakukan setelah hasil
produksi jamur dipanen pemasaran dapat dilakukan dalam bentuk mentah maupun
yang sudah diolah berupa makanan seperti : pepes jamur dan kripik jamur.
Pemasaran dapat dilakukan dilingkungan mastarakat sekitar dapat dipasarkan di
pasar merjosari , koperasi merjosari ataupun di kantin sekolah – sekolah yang
terletak di lingkungan sekitar.

.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar