Minggu, 10 Mei 2015

Cara Budidaya Jamur Tiram



Penyuluhan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, kreatifitas dan penghasilan masyarakat Merjosari dengan cara pengembangan jamur tiram, dikarenakan banyak sekali manfaat dari jamur tiram. Selain itu juga jamur tiram dapat mendatangkan peluang bisnis yang menguntungkan. Dengan harga yang terjangkau dan pemasaran yang luas akan menambah banyak peminat dan jamur tiram juga dapat dikelola menjadi berbagai makanan termasuk makanan nusantara.  

 

Penyuluhan ini menggunakan teknologi rumah jamur sebagai tempat media tanaman jamur tumbuh. 



Baglog ditempatkan pada rak jamur dengan posisi horizontal


Adapun cara budidaya Jamur Tiram adalah sebagai berikut : 


1.      Tempat Budidaya Jamur Tiram terdiri dari ruama jamur yang merupakan bagian tempat untuk peletakan rak jamur dan rak jamur itu sendiri untuk tempat pertumbuhan tanaman kedua alat tersebut saling berkaitan anatara satu sama lain.
2.      Media Tanam
Media tanam dapat berupa serbuk kayu ( hasil gergajian kayu bias dengan kayu sengon ) dapat dicampur dengan bahan – bahan berikut :
a.       Serbuk kayu 100 kg
Serbuk kayu harus diayak dulu ukuran ayakan harus sama karena agar debu dan pasir terpisah.  Berdasarkan hasil penelitian maka semua komposisi media tumbuh antara serbuk gergaji kayu sengon dan bagas tebu dapat dijadikan alternatif media tumbuh jamur tiram putih, substrat bagas tebu dapat dijadikan substrat alternatif pengganti substrat yang sering digunakan petani yaitu serbuk gergaji kayu sengon. ( Randali,2013)
b.      Bekatul / dedak halus 10 – 15 kg
c.       Gips ( CaSO4) 0,5 kg
d.      Pupuk TSP 0,5 kg
e.       Bibit
Budidaya jamur di Indonesia umumnya masih menggunakan bibit dari perbanyakan bibit impor, sulit didapat sehingga harganya mahal. Media utama yang digunakan dalam budidaya jamur umumnya limbah serbuk gergaji kayu. Teknologi budidaya relatif sederhana sehingga mudah diserap oleh masyarakat, dan sangat cocok jika dikaitkan dengan program pelestarian lingkungan serta pemanfaatan keanekaragaman hayati. Contoh, berdasarkan studi kelayakan ekonomi pada skala rumah tangga, budidaya jamur tiram dapat dikembangkan pada skala usaha tani kecil (Suprapti dan Djarwanto, 2004, 2009).
f.       Air secukupnya
Bahan : kantong plasyik tahan panas ( ukuran 4,15 cm x 25 cm / 17 x 30cm ), karet pengikat , potongan kertas Koran,potongan pipa pralon ( diameter 1 dan lebar 1 cm )
Alat : Pengaduk bibit  : Spatula , sekop
Sterilisasi: Drum perebus dengan tutup dan sarangan , sumber panas (kompor minyak)
3.      Pengomposan Serbuk Kayu
Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebuah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic. Proses pengomposan ini memakan waktu hingga 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
a.       Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
b.      Tiriska (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
c.       Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
d.      Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.
4.      Proses pembungkusan
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat)
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

5.      Proses sterilisasi
Berikut ini trik seterilisasi media :
a.       Siapkan alat drum perebus
b.      Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak merepotkan saat seterilisasi alat
c.       Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman
d.      Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum)
e.       Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai  9 jam
f.       Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik
6.      Penanaman bibit  
Syarat bibit :  Varitas unggul ( jamur tiram putih ) ,Umur bibit optimal 45 - 60 hari, Warna bibit merata ( putih merata ) ,Tidak terkontaminasi oleh mikroba pathogen
Proses untuk melakukan penanaman bibit jamur adalah sebagai berikut
Proses Inokulasi
a.       Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk meminimalisir kontaminan
b.      Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik
c.       Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
d.      Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan  kapas
e.       Pasang kembali tutup media
f.       Bibit siap di inkubasi
7.      Proses Inkubasi
Proses selanjutnya dalam budidaya jamur tiram adalah Inkubasi. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 - 60 hari.
a.       Letakkan media yang sudah di beri  bibit pada rak pentimpanan.
b.       Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.
8.      Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka, usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik dan lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk mempertahankan kelembaban udara

9.      Panen
Jamur tiram putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab lingkungannya semakin memicu terjadinya kontaminan.

10.  Pemasaran
Pemasaran dilakukan setelah hasil produksi jamur dipanen pemasaran dapat dilakukan dalam bentuk mentah maupun yang sudah diolah berupa makanan seperti : pepes jamur dan kripik jamur. Pemasaran dapat dilakukan dilingkungan mastarakat sekitar dapat dipasarkan di pasar merjosari , koperasi merjosari ataupun di kantin sekolah – sekolah yang terletak di lingkungan sekitar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar